3/9/12

Makalah Tasawuf dan Arsitektur Islam

Tasawuf dan Arsitektur Islam


PENDAHULUAN

Adalah hal yang sulit mencari hubungan antara spiritualitas Islam dengan arsitektur. Kesulitan itu berasal dari adanya perbedaan yang mencolok dari kedua masalah tersebut. Di satu sisi, spiritualitas berkenaan dengan masalah penyucian jiwa manusia, tingkah laku dan segala hal yang berkaitan dengan unsur-unsur batiniahnya dalam memandang eksistensi ketuhanan, alam semesta dan dirinya. Sementara seni arsitektur adalah hasil karya cipta manusia yang dipengaruhi oleh berbagai faktor dalam menjadikan suatu bangunan menjadi sebuah karya seni dan memiliki nilai arsitektur.

Namun bila diteliti secara mendalam, harus diakui bahwa seni arsitektur Islam memang telah dipengaruhi oleh nilai-nilai tasawuf, sebagaimana tasawuf telah mempengaruhi seni musik dan seni sastra dalam Islam. Sebagai dasar fikiran yang bisa dikemukakan mengenai adanya hubungan tersebut, Ernst menjelaskan bahwa dalam sumber-sumber nonakademik, termasuk yang dipublikasikan oleh tarekat-tarekat, menggambarkan sufi sebagai spirit universal sufisme yang merupakan inti dari semua agama. Istilah sufisme dalam hal ini menjadi lebih luas pengertiannya, mencakup bukan hanya orang-orang yang mendeskripsikan dirinya atau dideskripsikan oleh orang lain sebagai sufi, melainkan juga seluruh tradisi historis, teks, artefak kultural, serta praktik yang berhubungan dengan para sufi.[1] Sufisme dalam pengertian luas ini, akhirnya memasuki berbagai bidang kehidupan manusia, termasuk juga ke dalam seni bangunan atau arsitektur.

Hanya saja, perbedaan yang jelas menunjukkan bahwa dalam seni sastra dan musik—sebagaimana terdapat dalam data-data sejarah—diketahui dengan jelas bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi seni musik dan seni sastra oleh nilai-nilai tasawuf dikarenakan para sufi terjun langsung dalam mengubah karya-karya seni tersebut masuk dalam pengaruh tasawuf yang kuat sebagai bentuk apresiasi atau pengungkapan dari setiap yang mereka rasakan dalam hubungannya kepada Tuhan, sehingga kita dapat mengenal adanya musik sufi atau sastra sufi. Hal ini ditunjukkan dengan tampilnya sufi-sufi yang terkenal seperti Jalal ad-Din Rumi, Ruzbihan Baqli, atau Hamzah Fansuri yang mereka itu disebutkan sebagai penyair dan pujangga sufi terkenal. Sementara dalam seni arsitektur, nyaris kita tidak mengenal dan mengetahui adanya sufi-sufi yang ahli dalam bidang arsitektur,[2] khususnya dalam arsitektur Islam. Karena itu, tidak terdapat kaitan yang jelas antara tasawuf dan arsitektur Islam di samping minimnya literatur-literatur yang membahas hal tersebut.

Makalah ini mencoba menjelaskan hubungan antara tasawuf dengan arsitektur Islam. Perlu dicatat bahwa ilmu tasawuf tidak berhubungan secara langsung dengan arsitektur Islam, tetapi nilai-nilai atau dimensi tasawuf itu yang mempengaruhi seni arsitektur Islam. Dimensi spiritualitas yang bisa disebut sebagai pandangan-pandangan batiniah kepada sang Ilahi tercermin atau disimbolkan ke dalam seni bangunan arsitektur dari masa awal Islam hingga saat ini. Kita akan melihat dari berbagai bentuk atau pola yang ada dalam setiap arsitektur Islam, yang diawali dari Ka’bah sebagai bangunan suci pertama kaum Muslim, masjid-masjid, istana/keraton, rumah, dan bahkan dalam berbagai bangunan yang ada dalam sebuah kota Islam, memiliki nilai-nilai spiritualitas dan memiliki arti-arti dari setiap bentuknya yang mengacu kepada nilai-nilai Islam dan mencerminkan rasa ketuhanan yang kuat.

Dalam makalah ini tidak akan dibicarakan lagi mengenai defenisi-defenisi tasawuf, sufisme atau spiritualitas karena sudah diangggap maklum. Yang sedikit perlu dijelaskan nanti bahwa seni arsitektur Islam memiliki hubungan yang kuat dengan dimensi mistik dan nuansa kebatinan yang dipengaruhi paham-paham mistis dalam tradisi Persia kuno (ajaran Zoroaster) dan Hinduisme. Sebagai contoh, penulis akan sedikit memaparkan tentang bangunan arsitektur keraton di Jawa. Pengaruh paham-paham dari luar tersebut berbaur dengan nilai-nilai spiritualitas Islam, namun tetap dalam kerangka spiritualitas Islam. Semoga makalah ini bermanfaat.

SENI ARSITEKTUR ISLAM

Seni adalah produk aktivitas yang dilakukan secara sadar yang bertujuan untuk mendapatkan atau mencapai nilai estetika. Karena itu, seni seringkali berkonotasi estetika atau keindahan. Bicara tentang seni, maka akan meliputi pembahasan yang luas. Seni juga terbagi dalam beberapa jenis seperti seperti seni musik, seni sastra, seni pahat dan ukir, seni tari, seni suara, seni arsitektur dan sebagainya.

Dalam konsep Islam, Allah merupakan pusat dari nilai-nilai estetika ini. Allah menyukai keindahan dan menciptakan segala sesuatu dengan indah menurut porsinya. Tujuan kesenian dalam konsep Islam adalah sama dengan tujuan hidup seorang Muslim, yakni pencarian kebahagiaan material dan spiritual di dunia serta akhirat di bawah naungan keridhaan Allah swt. Seni Islam diabadikan pada tujuan hidup manusia Muslim yang senantiasa mencari ridha Allah. Karena itu, konsep-konsep seni Islam lebih bersifat teosentrik, berbeda dengan konsep-konsep seni non-Islam yang bersifat antroposentrik.[3]

Arsitektur (architecture) sebagai bagian dari seni, merupakan seni atau ilmu yang berkaitan dengan desain dan pembuatan sebuah bangunan.[4] Arsitektur dalam bahasa Arab biasa disebut `umran, bunyan, yang artinya bangunan atau gedung. Untuk seni arsitektur atau teknik bangunan disebut “handasah al-mi`mar”. Sementara al-muhandis adalah sebutan bagi seorang arsitek, pembuat bangunan atau seseorang yang ahli geometri. [5]

Dilihat dari defenisinya, arsitektur Islam ialah arsitektur yang dibuat untuk dan oleh orang Islam untuk beribadah dan mengabdi kepada Allah SWT, juga menunjukkan keterikatan makhluk dengan khaliknya, baik yang mempunyai fungsi keagamaan maupun fungsi sekuler, yang dihasilkan di negeri-negeri Islam.[6] Arsitektur yang memiliki fungsi keagamaan, misalnya masjid, madrasah, makam dan bangunan-bangunan yang dijadikan sebagai tempat ibadah. Sementara yang memiliki fungsi sekuler, seperti istana, rumah, benteng dan sebagainya. Istilah yang analog untuk menyebutkan jenis-jenis tersebut ialah bangunan yang bersifat sakral dan bangunan yang bersifat profan.

Nilai-nilai spriritualitas dalam arsitektur Islam biasanya diimbangi dengan nilai-nilai estetika yang dimilikinya. Sebuah kolaborasi yang baik antara keindahan lahiriah dengan nilai-nilai batiniah yang terdapat di dalamnya, menjadikan arsitektur Islam sebagai salah satu yang terbaik dalam jajaran pengembangan arsitektur-arsitektur lainnya di luar Islam. Mengenai hal ini, kidwai menjelaskan: “Bangunan Islam adalah contoh terbaik perpaduan dari berbagai perbedaan ekspresi estetika dalam sebuah pandangan yang luas. Berbagai macam pengembangannya tetap berada di bawah satu payung dari seni bangunan Islam. Tiap-tiap arsitekturnya memiliki keistimewaan tersendiri, namun semuanya menyatu pada level yang terkemuka sebagai sesuatu yang islami, di mana pun saja di dunia ini.”[7]



DIMENSI SPIRITUALITAS DALAM ARSITEKTUR ISLAM

Arsitektur Islam adalah arsitektur yang berkaitan dengan pengaturan ruang dan desain bangunan. Seluruh arsitektur suci Islam senantiasa diarahkan untuk mencapai tujuan dasarnya yaitu menempatkan manusia di hadapan Tuhan melalui sakralisasi ruang yang dibentuk, diatur dan disesuaikan dengan berbagai teknik arsitektural. Dalam arsitektur Islam, sakralisasi tersebut umumnya dicapai dengan menetapkan polarisasi ruang dengan adanya Ka’bah, yakni pusat bumi yang dikelilingi oleh jutaan Muslim setiap musim haji dan menjadi kiblat seluruh Muslim ketika melakukan salat setiap hari. Bahkan dipemukiman Islam, sakralisasi arsitektur Islam diperkuat dengan penggunaan bahan-bahan bangunan serta dekorasi yang mampu menggemakan firman Tuhan.[8]

Sebagaimana dalam aspek-aspek Islam yang lain, dalam arsitektur pun prinsip Unitas (at-tauhid) sangat penting. Di dalam arsitektur, unitas menyiratkan keterpaduan unsur-unsur arsitektur, kesalingterkaitan fungsi-fungsi dan maksud-maksud ruang dan keserbaadaan hal-hal sakral dalam semua bentuk arsitektur, dengan maksud meninggalkan gagasan yang sekular sebagai kategori yang bertentangan dengan yang sakral.[9]

Arsitektur Islam mengekpresikan beberapa hal: pertama, mengekpresikan Tauhid (unitas), sebagai intisari




 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGdLCuuuTQFq7c7Mf_cZSU2z1wI9OUGjLIbWb-fsiGCuocQC60WSdV8p1TxWNSEWI81tT99A1GonCqDbmgj1oGhoDrzWE21H8iOcn4SzKaMxXv0B_CqF-aV8BH92BGU5ARvvtKZHqRDxU/s320/poetra+sentence.jpg

0 comments:

Post a Comment

Untuk berkomentar.Silahkan tinggalkan pesan dibawah iniI.Untuk semua pengguna pilih " beri komentar sebagai : ANONIMOUS "

◄ Posting Baru Posting Lama ►
 

Copyright © 2012. Poetra Sentence™ - All Rights Reserved B-Seo Versi 3 by Blog Bamz